Wolbachia adalah sejenis bakteri yang sering ditemukan pada serangga seperti capung, ngengat, lalat buah, juga nyamuk Aedes albopictus meskipun jarang. Ditengarai lalat buah carrier atau pembawa wolbachia berumur pendek, muncul ide memindahkan wolbachia ke Aedes aegypti, pembawa virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD). Asumsinya, nyamuk mati muda sehingga tidak sempat menularkan dengue.
Tanpa banyak publikasi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada berupaya memberantas nyamuk demam berdarah. Bersama Yayasan Tahija sebagai penyandang dana, para ilmuwan Indonesia mengembangkan nyamuk Aedes aegypti pembawa wolbachia sejak 2011. Harapan di tengah kasus demam berdarah yang tertelan isu politik.
Mengingat bahwa kasus demam berdarah masih tinggi di Indonesia. Meski angka kematian akibat DBD turun dari 0,9 persen menjadi 0,73 persen, angka kejadian meningkat dari 90.245 kasus tahun 2012 menjadi 105.545 kasus tahun 2013. ASEAN merupakan wilayah dengan kasus demam berdarah tertinggi dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun sekitar 390.000 juta orang terinfeksi virus dengue, 22.000 di antaranya meninggal dunia.
Berbagai upaya dilakukan di Indonesia. Dari pemberantasan sarang nyamuk, pengasapan, hingga penatalaksanaan pasien DBD. Namun, hasilnya belum signifikan. Maka, FK UGM bersama Yayasan Tahija mengembangkan Eliminate Dengue Project di Yogyakarta (EDP-Yogya) untuk mengendalikan Aedes aegypti dengan wolbachia. Agus Susanto, GM Dukungan dan Layanan Proyek dari Yayasan Tahija, menyebut proyek ini "out of the box".
Kenapa dikatakan sebagai proyek "Out of The Box" ? Karena kerangka berpikir dari pelaksana proyek ini adalah mengembangkan teknik Memberantas Demam Berdarah dengan 'cara-cara yang luar biasa' yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan bagaimana cara Memberantas Demam Berdarah yang Efektif dan Efisien.
Dalam tulisan saya kali ini, saya tidak membahas perihal tentang bagaimana Memberantas Demam Berdarah, namun sesuai dengan judul tulisan saya ini yaitu apa dan bagaimana Berpikir”Out of The Box” atau yang
lebih dikenal dengan “Think Out of The Box”
Berpikir “Out of The Box”, maksudnya adalah cara berpikir kita yang berbeda dari yang lainnya, diluar rutinitas yang dilakukan, berpikir diluar dari yang umumnya.
Berpikir “Out of The Box”, kita harus berani melakukan sesuatu yang berbeda, dengan demikian kita akan menciptakan sesuatu yang berbeda dibandingkan orang lain, memiliki nilai yang lebih. Apapun bidang yang kita sukai, dengan berpikir seperti ini akan membuat kita lebih maju dibanding orang lain. Karena, seseorang yang Berpikir “Out of The Box” mampu untuk mengimplementasikan sesuatu yang biasa tersebut menjadi LUAR BIASA!!!!!.
Lalu, siapa yang pertama kali memperkenalkan cara Berpikir "Out of The Box" ini ? Cara Berpikir “Out of The Box” pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Inggris Henry Ernest Dudeney lewat sebuah teka teki yang ia ciptakan.
Selain Henry, Edward de Bono juga mengartikan cara Berpikir “Out of The Box” ini sebagai cara berpikir lateral. Ia berkata “Seseorang tidak dapat menggali lubang di tempat yang berbeda dengan menggali lebih dalam lubang yang sama.”
Apa artinya ini ? Ini mengandung arti bahwa bahwa seseorang tidak akan menemukan hal yang baru, hal yang tidak pernah ditemui dan dialami sebelumnya jika masih berada pada cara pemikiran yang sama. Seseorang harus berani mengambil keputusan untuk keluar dari ‘box’ tersebut, dari "zona aman" yang dimiliki, maka barulah hal-hal baru, inovasi, pengalaman, dan keberhasilan baru yang tidak terbayangkan bisa menghampiri diri seseorang.
Satu hal yang paling sering dipertanyakan banyak orang adalah bagaimana cara Berpikir "Out of The Box" ?
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk mampu Berpikir "Out of The Box" atau berpikir di luar kotak dan akhirnya menemukan suatu hal yang baru dan berbeda dari apa yang pernah dialami dan diterima orang kebanyakan.
• Keluar dari zona aman.
Setiap orang cenderung menikmati dan terbuai akan zona aman yang sudah dimilikinya pada saat ini, namun itu akan menjadi penghalang dari sebuah inovasi.
• Tinggalkan keraguan.
Seringkali keraguan berhasil membuat seseorang kembali berpikir di dalam kotak (Think Inside of The Box), karena adanya keraguan apakah hal-hal yang ada di luar kotak itu (Outside of The Box) benar akan membawa peningkatan dalam kehidupan, apakah hal-hal di luar kotak bisa memberikan suatu inovasi baru dalam pekerjaan.
• Dengarkan orang lain, terbuka, dan menerima.
Orang-orang yang berpikir di dalam kotak adalah orang-orang yang tidak pernah mau menerima ide-ide yang bermunculan di sekitarnya. Mereka selalu memandang ide-ide tersebut tidak akan bekerja.
• Keterbukaan untuk melakukan hal yang berbeda, dan melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda.
Albert Einstein mengatakan“ Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan cara-cara yang sama. ”
Jadi, jika ditanya mengapa Berpikir "Out of The Box" itu penting? Jawabannya adalah karena kita semua saat ini sedang berada dalam era konsep. Ya, segala kemudahan teknologi dan internet, menandakan era globalisasi dan kita dituntut untuk memanfaatkan keuntungan tersebut asalkan kita memiliki: kreativitas.
Lalu, bagaiamana implikasinya terhadap Tantangan Pendidikan di Indonesia ?
Ingatlah, bahwa masalah-masalah baru tidak akan bisa dipecahkan dengan cara-cara yang lama? Itulah tantangan pendidikan di Indonesia. Di tengah pesatnya kemajuan zaman dan teknologi, rata-rata pendidikan di Indonesia (setidaknya hingga saat ini), merupakan pendidikan untuk mempersiapkan menyambut era industri. Ya, kita semua disiapkan untuk menjadi tenaga kerja para pemilik modal, yang kemudian menjadi karyawan/pegawai, pensiun, dan siklus itu terus berulang.
Bagaimana Caranya untuk Melatih Berpikir "Out of The Box" ?
Untuk melatih Berpikir "Out of The Box" ikuti:
Teka-Teki Out of The Box
Dari Hati Turun ke Inspirasi
Bisakah Kamu Berpikir Kreatif ?
Berpikir "Out of The Box" adalah mencari cara-cara baru, bagaimana meningkatkan produktivitas diri. Bukan hanya meningkatkan 5% atau 10% saja, tetapi bagaimana melipatgandakannya
Sumber : https://id.linkedin.com/pulse/berpikir-out-box-mawardi-s-t-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar